Kopi luwak merupakan biji kopi matang pohon yang dimakan
oleh binatang luwak (Viverridae) dan dikeluarkan bersamaan dengan kotoran
binatang tersebut. Jadi, di dalam pencernaan luwak, biji kopi tetap utuh tidak
tercerna karena keras, tetapi mengalami proses pencampuran dan fermentasi
dengan makanan luwak lainnya.
Sebagai pemakan tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, dan bunga-bungaan,
luwak merupakan binatang yang pandai memilih makanan yang baik untuknya. Maka,
proses fermentasi di dalam pencernaan luwak itulah yang membuat rasa kopi ini
berbeda. Aromanya lebih harum serta ada rasa pahit dan getir asam yang lebih
khas dan spesial.
Daripada sulit membayangkan, ok kita simak saja
prosesnya melalui gambar-gambar ini ya.
Pertama, para petani mulai memetik buah kopi yang sudah
matang di pohon, yang berwarna merah.
O ya gambar-gambar ini diambil di perkebunan kopi
Bondowoso, Jawa Timur.
Kedua, setelah buah kopi terkumpul, dipilah lagi yang bagus-bagus saja, soalnya hanya buah kopi matang (warna merah) yang akan disantap musang sebagai makanannya.
Ketiga, luwak atau bagaimana Anda menyebutnya? Civet? Musang? A small squirrel-like arboreal mammal, hehehe, dipersilakan memakan buah kopi terbaik yang sudah dipilih oleh para petani tadi. O ya tubuh luwak hanya akan mencerna daging buahnya saja, sementara bijinya nanti akan tetap utuh saat dikeluarkan kembali dalam bentuk feces, hiks.
Kopi luwak mantap diminum tanpa gula, rasa getir dan aroma kopi pun sangat
terasa, begitu nikmatnya sampai jika kita minum minuman lain setelahnya, entah
itu air putih, teh, coklat, atau minuman lainnya, bahkan sudah dipakai ciuman
satu jam pun, rasa nikmat kopi luwak masih terasa manis di mulut. Lho?
Hahaha.
apakah anda sudah coba???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar